Saturday, 30 July 2011

Keistimewaan Bulan Ramadhan

Ramadhan termasuk bulan arab yang dua belas. Ia adalah bulan yang agung dalam Islam. Bulan ini berbeza dengan bulan-bulan yang lainnya kerana banyak keistimewaan dan keutamaan yang ada padanya. Antaranya iaitu:
1.      Allah Azza wa Jalla menjadikan puasa (Pada Bulan Ramadhan) merupakan rukun keempat antara Rukun Islam. Sebagaimana firman-Nya:
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”.(SQ. Al-Baqarah: 185) Terdapat riwayat shahih dalam dua kitab shahih; Bukhari, no. 8, dan Muslim, no. 16 daripada hadits Ibnu Umar, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Islam dibangun atas lima (rukun); Bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah.”
2.      Allah menurunkan Al-Qur’an (di dalam Bulan Ramadan). Sebagaiamana firman Allah Ta’ala pada ayat sebelumnya:
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (QS. Al-Baqarah: 185)
Allah Ta’ala juga berfirman:
“Sesungguhnya Kami turunkan (Al-Qur’an) pada malam Lailatur Qadar.”
3.      Allah menetapkan Lailatul Qadar pada bulan tersebut, yaitu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan, Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?  Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadar : 1-5).
Dan firman-Nya yang lain:
“sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhan: 3).
Allah telah mengistimewakan bulan Ramadhan dengan adanya Lailaul Qadar. Untuk menjelaskan  keutamaan malam yang barakah ini, Allah turunkan surat Al-Qadar, dan juga banyak hadis yang menjelaskannya, di antaranya Hadis Abu Hurairah radhialahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Bulan Ramadhan telah tiba menemui kalian, bulan (penuh) barakah, Allah wajibkan kepada kalian berpuasa. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu (neraka) jahim ditutup, setan-setan durhaka dibelenggu. Padanya Allah memiliki malam yang lebih baik daripada seribu bulan, siapa yang terhalang mendapatkan kebaikannya, maka sungguh dia terhalang (mendapatkan kebaikan yang banyak).” (HR. Nasa’I, no. 2106, Ahmad, no. 8769. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib, no. 999)
Dari hadis Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia berkata, Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam  bersabda:
“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan (penuh) keimanan dan pengharapan (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1910, Muslim, no. 760).
4.      Allah menjadikan puasa dan solat  yang dilakukan dengan keimanan dan mengharapkan (pahala) sebagai sebab diampuninya dosa. Sebagaimana telah terdapat riwayat shahih dalam dua kitab shahih; Shahih Bukhori, no. 2014, dan shahih Muslim, no. 760, dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa (di Bulan) Ramadhan (dalam keadaan) keimanan dan mengharapkan (pahala), maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”.
Juga dalam riwayat Bukhari, no. 2008, dan Muslim, no. 174, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Barangsiapa yang berdiri (menunaikan solat) pada bulan Ramadan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”.
Umat Islam telah sepakat (ijma) akan sunnahnya menunaikan qiam waktu malam-malam Ramadhan. Imam Nawawi telah menyebutkan bahwa maksud dari qiam pada bulan Ramadhan adalah shalat Tarawih, artinya dia mendapat nilai qiam dengan menunaikan shalat Tarawih.
5.       Allah (Pada bulan Ramadhan) membuka  pintu-pintu syurga, menutup pintu-pintu neraka dan membelenggu setan-setan. Sebagaimana dalam dua kitab shahih, Bukhari, no. 1898, Muslim, no. 1079, dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Ketika datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu”.
6.      Pada setiap malam (bulan Ramadan) ada yang Allah bebaskan daripada (siksa) neraka. Diriwayatkan Ahmad (5/256) daripada hadits Abu Umamah, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Pada setiap (waktu) berbuka, Allah ada orang-orang yang dibebaskan (dari pada siksa neraka)” (Al-Munziri berkata: ”Sanadnya tidak mengapa”, dishahihkan oleh Al-Albany dalam shahih At-Targhib, no. 987)
Diriwayatkan daripada Bazzar (Kasyf, no. 962), daripada hadits Abu Said, dia berkata: Rasulullah sallallahu’alaihi wasallan bersabda:
“Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala memberikan kebebasan daripada siksa neraka pada setiap malam–yakni pada bulan Ramadan-dan sesungguhnya setiap muslim pada waktu siang dan malam memiliki doa yang terkabul (mustajabah)”.
7.       Puasa pada bulan Ramadan (merupakan) sebab terhapusnya dosa-dosa yang lampau sebelum Ramadan jika menjauhi dosa-dosa besar. Sebagaimana terdapat riwayat dalam shahih Muslim, no. 233, sesungguhnya Nabi sallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Dari shalat (ke shalat) yang lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadan ke Ramadhan, semua itu dapat menghapuskan (dosa-dosa) di antara waktu tersebut, jika menjauhi dosa-dosa besar.”
8.       Puasa (pada bulan Ramadan) senilai puasa sepuluh bulan. Yang menunjukkan hal itu, adalah riwayat dalam shahih Muslim, no. 1164, daripada hadits Abu Ayub Al-Anshary, dia berkata:
“Barangsiapa yang berpuasa (pada bulan Ramadhan) kemudian diikuti (puasa) enam (hari) pada bulan Syawwal, maka hal itu seperti puasa setahun”.
Juga diriwayatkan oleh Ahmad, no. 21906, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang berpuasa (pada bulan) Ramadan, maka satu bulan sama seperti sepuluh bulan. Dan (siapa yang berpuasa setelah itu) berpuasa selama enam hari sesudah Id (Syawal), hal itu (sama nilainya dengan puasa) sempurna satu tahun”.
9.      Orang yang menunaikan qiyamullail (Tarawih) bersama imam hingga selesai, dicatat baginya seperti qiyamullail semalam (penuh). Sebagaimana terdapat riwayat daripada Abu Daud, no. 1370 dan lainnya dari pada hadis Abu Dzar radhiallahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Bahawa siapa menunaikan qiyamullail bersama imam hingga selesai, dicatat baginya (pahala) qiyamullail semalam (penuh)”. (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam kitab ‘Shalat Taraweh’,  hal. 15)
10.  Melaksanakan umrah pada bulan Ramadan, (pahalanya) seperti haji. Diriwayatkan oleh Bukhari, no. 1782, dan Muslim, no. 1256, daripada Ibnu Abbas radhiallahu ’anhuma, dia berkata: Rasulullah sallallahu ’alaihi wasallam bersabda kepada wanita dari Anshar: ”Apa yang menghalangi anda melaksanakan haji bersama kami?” Dia berkata: ”Kami hanya mempunyai dua ekor unta untuk menyiram tanaman. Bapak dan anaknya menunaikan haji dengan membawa satu ekor unta dan kami ditinggalkan satu ekor unta untuk menyiram tanaman.” Beliau bersabda: “Jika datang bulan Ramadan tunaikanlah umrah, karena umrah (di bulan Ramadhan) seperti haji”. Dalam riwayat Muslim: “(seperti) haji bersamaku”.
11.  Disunnahkan i’tikaf, karena Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam senantiasa melaksanakannya, sebagaimana dalam hadis Aisyah radhiallahu ’anha, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam biasanya beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan hingga Allah ta’ala mewafatkannya, kemudian isteri-isterinya beri’tikaf (sepeninggal) beliau”. (HR. Bukhari, no. 1922,  Muslim, no. 1172).
12.  Sangat dianjurkan sekali pada bulan Ramadan tadarus Al-Qur’an dan memperbanyak tilawah. Cara tadarus Al-Qur’an adalah dengan membaca (Al-Qur’an) kepada orang lain dan orang lain membacakan (Al-Qur’an) kepadanya. Dalil dianjurkannya (adalah): “Sesungguhnya Jibril bertemu Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam setiap malam pada bulan Ramadhan dan membacakan (Al-Qur’an) kepadanya”. (HR. Bukhari, no. 6, dan Muslim, no. 2308). Membaca Al-Qur’an dianjurkan secara mutlak, akan tetapi pada bulan Ramadan sangat ditekankan.
13.  Dianjurkan pada bulan Ramadhan memberikan berbuka kepada orang yang berpuasa, berdasarkan hadis Zaid Al-Juhany radiallahu ’anhu berkata, Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: ”Barangsiapa memberi berbuka (kepada) orang yang berpuasa, maka dia (akan mendapatkan) pahala seperti orang itu, tanpa mengurangi pahala orang berpuasa sedikit pun juga”. (HR.Tirmizi, no. 807,  Ibnu Majah, no. 1746, dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam shahih Tirmizi, no. 647).
Wallahu’alam .

Sumber :
http://one-ummah.net/kuliah/fadhilat/700-keistimewaan-bulan-ramadhan.html

No comments:

Post a Comment