Saturday 30 July 2011

Keistimewaan Bulan Ramadhan

Ramadhan termasuk bulan arab yang dua belas. Ia adalah bulan yang agung dalam Islam. Bulan ini berbeza dengan bulan-bulan yang lainnya kerana banyak keistimewaan dan keutamaan yang ada padanya. Antaranya iaitu:
1.      Allah Azza wa Jalla menjadikan puasa (Pada Bulan Ramadhan) merupakan rukun keempat antara Rukun Islam. Sebagaimana firman-Nya:
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”.(SQ. Al-Baqarah: 185) Terdapat riwayat shahih dalam dua kitab shahih; Bukhari, no. 8, dan Muslim, no. 16 daripada hadits Ibnu Umar, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Islam dibangun atas lima (rukun); Bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah.”
2.      Allah menurunkan Al-Qur’an (di dalam Bulan Ramadan). Sebagaiamana firman Allah Ta’ala pada ayat sebelumnya:
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. (QS. Al-Baqarah: 185)
Allah Ta’ala juga berfirman:
“Sesungguhnya Kami turunkan (Al-Qur’an) pada malam Lailatur Qadar.”
3.      Allah menetapkan Lailatul Qadar pada bulan tersebut, yaitu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan, Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?  Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadar : 1-5).
Dan firman-Nya yang lain:
“sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad-Dukhan: 3).
Allah telah mengistimewakan bulan Ramadhan dengan adanya Lailaul Qadar. Untuk menjelaskan  keutamaan malam yang barakah ini, Allah turunkan surat Al-Qadar, dan juga banyak hadis yang menjelaskannya, di antaranya Hadis Abu Hurairah radhialahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Bulan Ramadhan telah tiba menemui kalian, bulan (penuh) barakah, Allah wajibkan kepada kalian berpuasa. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu (neraka) jahim ditutup, setan-setan durhaka dibelenggu. Padanya Allah memiliki malam yang lebih baik daripada seribu bulan, siapa yang terhalang mendapatkan kebaikannya, maka sungguh dia terhalang (mendapatkan kebaikan yang banyak).” (HR. Nasa’I, no. 2106, Ahmad, no. 8769. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib, no. 999)
Dari hadis Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia berkata, Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam  bersabda:
“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan (penuh) keimanan dan pengharapan (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1910, Muslim, no. 760).
4.      Allah menjadikan puasa dan solat  yang dilakukan dengan keimanan dan mengharapkan (pahala) sebagai sebab diampuninya dosa. Sebagaimana telah terdapat riwayat shahih dalam dua kitab shahih; Shahih Bukhori, no. 2014, dan shahih Muslim, no. 760, dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa (di Bulan) Ramadhan (dalam keadaan) keimanan dan mengharapkan (pahala), maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu”.
Juga dalam riwayat Bukhari, no. 2008, dan Muslim, no. 174, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Barangsiapa yang berdiri (menunaikan solat) pada bulan Ramadan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”.
Umat Islam telah sepakat (ijma) akan sunnahnya menunaikan qiam waktu malam-malam Ramadhan. Imam Nawawi telah menyebutkan bahwa maksud dari qiam pada bulan Ramadhan adalah shalat Tarawih, artinya dia mendapat nilai qiam dengan menunaikan shalat Tarawih.
5.       Allah (Pada bulan Ramadhan) membuka  pintu-pintu syurga, menutup pintu-pintu neraka dan membelenggu setan-setan. Sebagaimana dalam dua kitab shahih, Bukhari, no. 1898, Muslim, no. 1079, dari hadits Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Ketika datang (bulan) Ramadan, pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu”.
6.      Pada setiap malam (bulan Ramadan) ada yang Allah bebaskan daripada (siksa) neraka. Diriwayatkan Ahmad (5/256) daripada hadits Abu Umamah, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Pada setiap (waktu) berbuka, Allah ada orang-orang yang dibebaskan (dari pada siksa neraka)” (Al-Munziri berkata: ”Sanadnya tidak mengapa”, dishahihkan oleh Al-Albany dalam shahih At-Targhib, no. 987)
Diriwayatkan daripada Bazzar (Kasyf, no. 962), daripada hadits Abu Said, dia berkata: Rasulullah sallallahu’alaihi wasallan bersabda:
“Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala memberikan kebebasan daripada siksa neraka pada setiap malam–yakni pada bulan Ramadan-dan sesungguhnya setiap muslim pada waktu siang dan malam memiliki doa yang terkabul (mustajabah)”.
7.       Puasa pada bulan Ramadan (merupakan) sebab terhapusnya dosa-dosa yang lampau sebelum Ramadan jika menjauhi dosa-dosa besar. Sebagaimana terdapat riwayat dalam shahih Muslim, no. 233, sesungguhnya Nabi sallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Dari shalat (ke shalat) yang lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadan ke Ramadhan, semua itu dapat menghapuskan (dosa-dosa) di antara waktu tersebut, jika menjauhi dosa-dosa besar.”
8.       Puasa (pada bulan Ramadan) senilai puasa sepuluh bulan. Yang menunjukkan hal itu, adalah riwayat dalam shahih Muslim, no. 1164, daripada hadits Abu Ayub Al-Anshary, dia berkata:
“Barangsiapa yang berpuasa (pada bulan Ramadhan) kemudian diikuti (puasa) enam (hari) pada bulan Syawwal, maka hal itu seperti puasa setahun”.
Juga diriwayatkan oleh Ahmad, no. 21906, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang berpuasa (pada bulan) Ramadan, maka satu bulan sama seperti sepuluh bulan. Dan (siapa yang berpuasa setelah itu) berpuasa selama enam hari sesudah Id (Syawal), hal itu (sama nilainya dengan puasa) sempurna satu tahun”.
9.      Orang yang menunaikan qiyamullail (Tarawih) bersama imam hingga selesai, dicatat baginya seperti qiyamullail semalam (penuh). Sebagaimana terdapat riwayat daripada Abu Daud, no. 1370 dan lainnya dari pada hadis Abu Dzar radhiallahu ’anhu, dia berkata: Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Bahawa siapa menunaikan qiyamullail bersama imam hingga selesai, dicatat baginya (pahala) qiyamullail semalam (penuh)”. (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam kitab ‘Shalat Taraweh’,  hal. 15)
10.  Melaksanakan umrah pada bulan Ramadan, (pahalanya) seperti haji. Diriwayatkan oleh Bukhari, no. 1782, dan Muslim, no. 1256, daripada Ibnu Abbas radhiallahu ’anhuma, dia berkata: Rasulullah sallallahu ’alaihi wasallam bersabda kepada wanita dari Anshar: ”Apa yang menghalangi anda melaksanakan haji bersama kami?” Dia berkata: ”Kami hanya mempunyai dua ekor unta untuk menyiram tanaman. Bapak dan anaknya menunaikan haji dengan membawa satu ekor unta dan kami ditinggalkan satu ekor unta untuk menyiram tanaman.” Beliau bersabda: “Jika datang bulan Ramadan tunaikanlah umrah, karena umrah (di bulan Ramadhan) seperti haji”. Dalam riwayat Muslim: “(seperti) haji bersamaku”.
11.  Disunnahkan i’tikaf, karena Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam senantiasa melaksanakannya, sebagaimana dalam hadis Aisyah radhiallahu ’anha, sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam biasanya beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan hingga Allah ta’ala mewafatkannya, kemudian isteri-isterinya beri’tikaf (sepeninggal) beliau”. (HR. Bukhari, no. 1922,  Muslim, no. 1172).
12.  Sangat dianjurkan sekali pada bulan Ramadan tadarus Al-Qur’an dan memperbanyak tilawah. Cara tadarus Al-Qur’an adalah dengan membaca (Al-Qur’an) kepada orang lain dan orang lain membacakan (Al-Qur’an) kepadanya. Dalil dianjurkannya (adalah): “Sesungguhnya Jibril bertemu Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam setiap malam pada bulan Ramadhan dan membacakan (Al-Qur’an) kepadanya”. (HR. Bukhari, no. 6, dan Muslim, no. 2308). Membaca Al-Qur’an dianjurkan secara mutlak, akan tetapi pada bulan Ramadan sangat ditekankan.
13.  Dianjurkan pada bulan Ramadhan memberikan berbuka kepada orang yang berpuasa, berdasarkan hadis Zaid Al-Juhany radiallahu ’anhu berkata, Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda: ”Barangsiapa memberi berbuka (kepada) orang yang berpuasa, maka dia (akan mendapatkan) pahala seperti orang itu, tanpa mengurangi pahala orang berpuasa sedikit pun juga”. (HR.Tirmizi, no. 807,  Ibnu Majah, no. 1746, dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam shahih Tirmizi, no. 647).
Wallahu’alam .

Sumber :
http://one-ummah.net/kuliah/fadhilat/700-keistimewaan-bulan-ramadhan.html

Tuesday 12 July 2011

Cabaran Media


Dalam proses globalisasi ini, media dunia ini bukan sahaja terhad kepada televisyen, tetapi juga rangkaian Internet. Pada tahun 2000 dianggarkan lebih daripada 327 juta penduduk dunia telah dapat menggunakan kemudahan Internet. Bagi generasi dewasa kemudahan Internet mungkin tidak merangsangkan aktiviti harian mereka. Namun begitu bagi generasi muda, kemudahan Internet adalah satu revolusi dalam konteks kehidupan mereka. Melalui rangkaian Internet mereka boleh memperluas jaringan komunikasinya bukan sahaja melalui rakan-rakan yang dianggap sebagai real others, tetapi juga rakan­-rakan dalam alam maya yang dikenali sebagai virtual others. Selaras dengan itu interaksi sehariannya bukan sahaja terhad kepada rakan yang mempunyai budaya yang homogen tetapi juga daripada budaya yang pelbagai.

Perkembangan globalisasi ini menunjukkan bahawa ianya bukan sahaja menyentuh tentang hubungan antara individu dari pelbagai pelusuk dunia, tetapi juga berkaitan dengan penyebaran budaya. Walaupun kita tetap kekal di tempat kita tinggal, tetapi melalui proses globalisasi ini simbol budaya luar akan datang kepada kita melalui perantara media. Kita akan terdedah kepada proses integrasi dan disintegrasi budaya yang mana budaya luar menyerap dan diterima dalam budaya kita di samping ia juga mendisintegrasikan budaya yang sedia ada.

Akibatnya budaya yang sedia ada dibayangi oleh budaya baru yang mengintegrasikan ciri-ciri budaya luar. Hakikat ini diakui oleh Pieterse (1995:62), di mana beliau berpendapat bahawa dalam proses globalisasi kita akan dapat melihat budaya tempatan atau introvert culture yang telah wujud begitu lama dan membayangi budaya luar atau translocal culture, akan secara beransur-ansur dibayangi ke belakang oleh budaya luar yang mengandungi pelbagai unsur secara beransur-ansur menonjol ke hadapan.

Dalam persekitaran kaya media di negara ini, kebanyakan daripada kita akan terdedah dengan pelbagai citra dan representasi budaya melalui media. Tetapi media bukanlah satu­-satunya institusi penting dalam pembentukan identiti budaya generasi muda. Cabaran utama yang dihadapi oleh media di Malaysia ialah bagaimanakah ia boleh terus berperanan membantu dalam pembentukan identiti budaya dan pembangunan negara? Anda jawab…

    Sumber rujukan :
    Samsudin A. Rahim. 2001. Medill dan Identiti Budaya: Satu ProfiI Generasi Muda.  Draf   Laporan Penyelidkan IRPA 07.02-02-0033. Universiti Kebangsaan Malaysia.

Monday 4 July 2011

ICT pupuk kemahiran abad ke-21

guru-mengajar Sebagai seorang penjaga, pendidik atau pekerja pada era ini, kebanyakan dari kita memang tidak dapat lari daripada ungkapan-ungkapan berhubung kepentingan kemahiran abad ke -21. Secara ringkasnya, pendidikan atau pembelajaran abad ke-21 berkitar pada pendapat bahawa persekolahan selama 150 lalu ialah ciptaan abad ke-19.
Persekolahan kita harus diubah seiring dengan permintaan ekonomi terkini. Sekolah kemahiran dan pembelajaran yang direka untuk menyediakan pelajar untuk bekerja dan hidup dalam ekonomi perindustrian perlu pemikiran baharu.Perubahan diperlukan untuk memenuhi keperluan masyarakat sekarang yang banyak dipengaruhi oleh dunia yang dicorakkan oleh pembangunan teknologi. Pemikiran ini merujuk pada pandangan bahawa pembelajaran patut memanfaatkan teknologi untuk pedagogi terkini yang lebih prihatin kepada ciri-ciri pelajar sekarang. Penekanan perubahan pendidikan yang dimaksudkan mengaitkan kemahiran abad ke-21 dengan peranan teknologi maklumat dan komunikasi (ICT).

     Kebanyakan kemahiran abad ke-21 adalah berdasarkan kepada pendedahan terhadap ICT. Jika dahulu, literasi cuma merangkumi membaca, menulis, dan mengira, literasi abad ke-21 melibatkan literasi digital. Guru memainkan peranan utama dalam membimbing pelajar untuk melayari internet, mencari laman sesawang, memilih perisian yang sesuai dan mengumpul serta mengulas maklumat. Dengan bimbingan guru juga kesedaran global pada era digital sepatutnya mudah dicapai dan seharusnya meningkat.

         Pembelajaran berasaskan projek (project-based learning) adalah satu pendekatan P&P yang boleh memupuk kemahiran tersebut. Topik-topik tertentu dalam mata pelajaran sejarah dan sains contohnya boleh diberi sebagai tugasan projek yang mana pelajar perlu mendapatkan maklumat daripada pelbagai sumber.
Tugasan menerusi pembelajaran berasaskan projek juga menggalakkan komunikasi interaktif. Pelajar berbincang dan berkongsi maklumat mengenai projek bersama rakan dan guru secara bersemuka atau atas talian menerusi pelbagai alat media sosial seperti e-mel, Facebook atau blog.

         Sumber terbaik bagi membina kemahiran komunikasi interaktif seperti kemahiran sosial dan peribadi, semangat berpasukan dan kolaborasi adalah menerusi lima bentuk teknologi era digital iaitu mobility (bergerak) seperti telefon pintar, connectivity (penyambungan) seperti WiFi, rangkaian sosial seperti Facebook dan Twitter, enjin carian seperti Google dan Yahoo, dan portal perkongsian maklumat seperti Wikipedia dan YouTube.

         Jelas sekali bahawa pembangunan abad ke-21 dalam kalangan pelajar memerlukan perubahan pada pendekatan pendidikan. Perubahan ini boleh berlaku di peringkat sekolah atau bilik darjah.  Walau bagaimanapun, perubahan di peringkat sekolah atau bilik darjah memerlukan kesedaran dan kemahiran di kalangan guru dan pentadbir. Program pengurusan perubahan dan kajian semula program latihan guru adalah perkara-perkara asas yang perlu disediakan ke arah pendidikan, persekolahan dan kemahiran abad ke-21.

Sumber maklumat : Utusan Malaysia, 13 Mei 2011

Memartabatkan Bahasa Melayu melalui sistem pendidikan

Kata orang jika kita hendak melihat apa-apa yang akan berlaku pada masa hadapan, lihatlah generasi muda kita sekarang. Hal ini bermakna sistem pendidikan merupakan landasan terbaik untuk membentuk generasi kita bagi merealisasikan aspirasi negara. Dalam hal ini, sekolah dan institusi pendidikan diumpamakan seperti tapak tempat menyemai benih generasi masa depan. Manakala kurikulum sekolah pula merupakan inti pati yang akan disuntik ke dalam minda serta jiwa mereka. Oleh itu, jika hendak menyemai apa-apa juga aspirasi negara dan membentuk generasi masa depan mengikut acuan kita sendiri, di sinilah tempatnya, begitu juga dala usahaa kita hendak memartabatkan bahasa Melayu.

            Dalam hal ini, jika kita meninjau saranan Profesor Dr Awang Sariyan dalam Majlis Bicarawara Bahasa di Institut Pendidikan Guru Kampus Perempuan Melayu, Melaka yang lalu ada benarnya. Menurut beliau, pembudayaan bahasa Melayu melalui sistem pendidikan perlu dimantapkan semula iaitu bermula daripada prasekolah hinggalah ke pengajian tinggi. Menurut beliau lagi, penegasan perlu diberi kepada usaha pembudayaan bahasa sebagai asas peneguhan tamadun bangsa Melayu dalam dua aspek iaitu:

i) Pelaksanaan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa utama dalam proses pemerolehan dan pengembangan ilmu, selaras dengan perancangan Jawatankuasa Pelajaran Razak 1956 yang diperkukuh Jawatankuasa Penyemak Pelajaran Rahman Talib 1960 dan dimaktubkan dalam Akta Pelajaran 1961 serta Akta Pendidikan 1996 dan

ii) Pembudayaan bahasa yang baik, teratur, santun dan mewakili budaya tinggi melalui kegiatan kokurikulum sehingga ragam bahasa tidak rasmi seperti bahasa sembang intenet dan bahasa khidmat pesanan ringkas (sms) tidak sampai menggugat bahasa yang mewakili budaya teras.

Mungkin pada dasarnya saranan beliau tersebut bukanlah satu idea yang baru dan mungkin telah direncanakan dalam sistem pendidikan kita. namun dari segi pelaksanaan dan penguatkuasaan masih belum mencapai matlamatnya, meskipun telah lima puluh tahun lebih kita merdeka.  Oleh itu, adalah wajar untuk pihak-pihak tertentu melihat semula kandungan yang ada dalam sistem pendidikan kita dalam usaha untuk memartabatkan bahasa Melayu dan bandingan saranan beliau dengan usaha tersebut. Jika belum ada, adakan. Jika sudah ada, mantapkan dan tingkatkan pelaksanaan serta penguatkuasaan.
Ayuh, bangunlah kita perlu bangun dan sedar, jika bukan kita siapa lagi yang kita akan harapkan untuk mengalas tanggungjawab ini. Sekadar membicarakan dasar dan menggubal akta sahaja masih belum mencukupi, gerakkan dan kuatkuasakan pelaksanaannya. Tepuk dada, tanyalah selera dan fikir-fikirkanlah peranan yang perlu kita mainkan untuk mencapai matlamat ini. 

Sumber maklumat : Berita Harian

Saturday 2 July 2011

Pelaksanaan Kemahiran Maklumat di Pusat Sumber Sekolah


Lazimnya institusi pengajian tinggi, melalui perpustakaan dan pusat maklumat mereka mengadakan pelbagai program.  Program-program ini boleh dipraktikan oleh PSS.

·         Memperkenalkan kemahiran maklumat
·         Memberi kemahiran maklumat yang sepatutnya diketahui
·         Mempertingkatkan kemahiran maklumat dan penyelidikan.
·         Menyediakan program kemahiran tambahan dari semasa ke semasa untuk menyediakan fahaman dan perkhidmatan terbaharu
·         Perkhidmatan secara individu di meja maklumat untuk memberi khidmat dan ajaran terus kepada pelanggan.

Jenis program yang diadakan adalah seperti berikut:

·         Orientasi perpustakaan dan maklumat bagi pelajar baru
·         Arahan bibliografik mengenai penggunaan perpustakaan dan alat-alat bibliografik
·         Klinik maklumat
·         Program “outreach”.

Selain daripada itu pelajar dan pengguna juga diberi pendedahan secara praktikal untuk mencari sendiri jawapan daripada bahan rujukan sambil mengetahui jenis dan format-format bahan maklumat. Bagi memastikan PSS menjadi tempat yang mana punca pergerakan dan aktiviti P&P yang lebih berkesan dapat dilaksanakan, penggunaan PSS oleh guru dan pelajar perlu dipertingkatkan. Penggunaan PSS yang berkesan boleh meningkatkan penguasaan dan kemahiran pelajar dan meningkatkan keberkesanan pengajaran serta kemahiran guru. Langkah-langkah yang harus diambil adalah seperti berikut:

·         Semua sekolah patut mempunyai dasar yang menyeluruh untuk menggalakkan penggunaan PSS merentasi kurikulum dan untuk menanam semangat pembelajaran sepanjang hayat.

·         Pelajar dan guru perlu dilatih menggunakan PSS dalam P&P

·         Latihan penggunaan PSS mesti dilihat dalam konteks literasi maklumat.

·         Sekolah perlu menjalankan program kesedaran kepada semua pihak berhubung dengan konsep penggunaan PSS yang disepadukan dengan   P&P.

·         Sekolah perlu merancang penggunaan PSS dalam semua mata pelajaran dari awal tahun.

·         Semua sekolah perlu merancang program untuk menggalakkan penggunaan PSS sebagai pusat pembelajaran kendiri serta pusat rekreasi dalam usaha menanam tabiat gemar membaca dan pembelajaran sepanjang hayat.


Dengan melihat PSS sebagai suatu sistem perkhidmatan dan bukan lagi tempat koleksi bahan sumber semata-mata akan membolehkan ia berfungsi dan beroperasi dalam apa jua keadaan. Kekangan fizikal bukan lagi menjadi isu utama kerana melalui program ini seluruh kawasan sekolah dan warganya akan menjadi sebuah pusat sumber mega bagi proses P&P. Apa yang penting sekarang ialah bagaimana mengenalpasti dan mengeksploitasikan sumber secara bijak dan optimum untuk menghasilkan suatu input proses P&P yang berkesan.


Ke arah keberkesanan Pusat Sumber Sekolah.


Era pengetahuan menagih penggunaan lebih banyak maklumat dan kini maklumat yang bukan lagi penting untuk akademik sahaja, malah untuk semua bidang.  Ini perlu dipraktikkan sekiranya matlamat negara untuk maju pada Visi 2020 hendak dicapai.  Sekolah-sekolah perlu melahirkan murid-murid yang berilmu pengetahuan, dan mempunyai kemahiran serta tahu menggunakan teknologi maklumat. Berikut beberapa saranan untuk meningkatkan keberkesanan PSS.

Pelaksanaan Program Kemahiran Maklumat

Pengetahuan mengenai pelbagai jenis maklumat, teknik dan kemahiran mencari maklumat di dalam perpustakaan dan pusat maklumat serta pelbagai media elaktronik.

 

Pendokumentasian

Ia juga memerlukan pemahaman mengenai penggunaan pendokumentasian (petikan bibliografik, catatan kaki,  catatan hujung dan lain-lain.) dalam penulisan akademik dan profesional.  Aplikasi teknologi maklumat dan mengakses kepada maklumat adalah merupakan satu lagi kemahiran yang diperlukan.

PSS yang berkesan

PSS yang efektif akan dapat menghasilkan para pelajar dan guru yang bercirikan berikut:

·         Memahami konsep maklumat dan penggunaannya untuk tujuan akademik dan profesional.
·         Mengetahui pelbagai aspek fungsi, perkhidmatan dan jenis perpustakaan termasuk pusat rekod, arkib dan muzium sebagai gedung ilmu dan penyelidikan.
·         Mengetahui asas pencarian maklumat seperti System Dewey Decimal Classification, Library of Congress, Library of Congress Subject Headings, Reference dan See-Reference concept.
·         Memahami dan boleh menjalankan penyelidikan dalam perpustakaan dan menggunakan pelbagai alat bibliografik termasuk dalam bentuk  CD-ROM dan sistem online/rangkaian, selain daripada Internet.
·         Mengetahui bagaimana menjalankan penyelidikan akademik.
·         Mengetahui dan mengaplikasikan kaedah dokumentasi dan stail dokumentasi yang betul.
·         Mengetahui perbezaan antara bibliografi dan catatan kaki dan rujukan.
·         Mengetahui menggunakan teknologi maklumat, seperti internet, sistem rangkaian dengan baik untuk mendapat akses kepada maklumat.
·         Dapat mengutilisikan semua jenis maklumat bercetak, bukan bercetak, bahan khusus, bibliografi dan  bahan rujukan  dengan baik.

Sumber Rujukan : 
Faridah Abdul Manaf dan T. Subahan Mohd. Meerah. (1992).  Strategi pusat 
sumber dalam pendidikan.  Kuala Lumpur: Fajar Bakti.